Bekerja Sama atau Tidak? Bukti dari Eksperimen Lapangan Terbingkai di Desa Terpencil di Kalimantan Utara

Senin, Oktober 31, 2016

Kemampuan bekerja sama untuk mengatasi masalah dalam aksi kolektif adalah faktor untuk mendukung pendekatan berbasis masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Namun, beberapa studi menemukan bahwa orang memutuskan untuk bekerja sama berdasarkan apa yang dilakukan oleh orang lain–seseorang akan bekerja sama apabila orang lain juga bekerja sama. Hal ini menunjukkan bahwa norma informal terkait kerja sama sangat penting dalam mengoordinasikan aksi kolektif. Akan tetapi, masalah dalam pendekatan berbasis masyarakat dalam pembangunan adalah pendekatan ini menuntut adanya kerja sama secara sukarela. Namun, pada kenyataannya, kerja sama tidak bersifat sukarela, tetapi didorong secara aktif oleh pemerintah. Kami mempelajari fenomena ini dengan melakukan eksperimen lapangan terbingkai (framed field experiment) di lingkungan masyarakat dengan tingkat eksposur terhadap pemerintah yang berbeda. Eksperimen ini dibingkai dalam bentuk sebuah proyek perumahan pemerintah, sebagai sebuah contoh aksi kolektif yang menuntut agar rumah tangga di desa studi berpartisipasi secara kolektif. Eksperimen ini melibatkan 212 peserta dewasa dari desa terpencil di Kalimantan Utara. Temuan menarik dari studi ini menunjukkan bagaimana pengaruh eksternal dapat mengubah norma dan perilaku terkait aksi kolektif.

Pembicara: Tezza Napitupulu (Peneliti Ekonomi, WRI Indonesia)

Bagikan laman ini

Waktu 
13:30 - 15:30 (GMT+7)
Tempat 
Graha Bintang, Lt.7, Jl. Cikini Raya No. 55 Jakarta
Nama Kontak 
Tezza Napitupulu
Email Kontak 
tezza.napitupulu@gmail.com