Saya masih ingat pada Juli 2020, pascalulus seminar hasil tesis, saya tidak sengaja menemukan poster SMERU sedang membuka lowongan kerja untuk peneliti kualitatif. Sebelum lulus S-2 saya sudah memetakan lembaga-lembaga di sektor pembangunan yang nantinya ingin saya tapaki. Salah satu dari beberapa lembaga itu adalah SMERU. Saya tertarik pada SMERU karena misinya, kesesuaian dengan nilai Lembaga dan nilai pribadi saya, serta kesesuaian dengan topik-topik riset yang ingin saya tekuni (topik kesehatan, anak, dan kepemudaan).
Saya mendaftar untuk proses administrasi berbekal Surat Keterangan Lulus (SKL), transkrip nilai sementara, dan beberapa contoh tulisan portofolio yang sudah saya kumpulkan semasa S-1 dulu. Bagi saya pribadi, menunggu hasil proses seleksi SMERU cukup menegangkan. Masa seleksi yang cukup lama, kadang membuat saya ragu apakah saya bisa lolos.
Semua tidak terlepas dari penyelenggaraan Ilahi. Puji syukur, Tuhan berkenan memberikan saya kesempatan untuk belajar di SMERU. Saya merasa bahagia bertemu dengan rekan-rekan kerja yang cukup mendukung satu sama lain. Saya juga belajar kepemimpinan dari team leader di beberapa proyek yang saya ikuti. Selain itu, SMERU memberi kesempatan kepada stafnya untuk berkembang. Saya merasakan bagaimana team leader dan atasan membimbing kami sebagai peneliti junior. Di SMERU saya merasa pendapat atau argumen kami ikut dipertimbangkan walaupun kami masih junior.
