Berita Duka Sri Budiyati (1960-2015)

26 Mei 2015

Cukup sering kita menyebut “pintar” dan “kerja keras” untuk menggambarkan orang-orang hebat. Namun, itu terasa tidak cukup manakala kita ingin menggambarkan diri Sri Budiyati, sahabat kami yang lahir di Surabaya, 55 tahun lalu.

Sudah terlibat dalam kegiatan SMERU sejak masa paling awal, Sri Budiyati berperan besar dalam pendirian dan perkembangan SMERU hingga posisinya yang sekarang. Dikenal gigih dan sabar dalam menggali informasi dari responden penelitian, Mbak Budi–demikian beliau biasa disapa oleh teman-teman yang lebih muda– bukan hanya rekan kerja yang menyenangkan, tetapi juga seorang guru yang tak sungkan berbagi ilmu.

Dalam hal sikap hangat nan santun kepada semua orang, Mbak Budi jarang ada tandingan. Senyum ramah dan ketenangan adalah ciri khasnya yang menyejukkan.

Dan hari itu, kami harus rela melepasmu. Senyum terakhirmu adalah tanda perpisahan, engkau pergi menuju Puncak Kemuliaan. Tertunduk sedih kami hanya bisa berdoa, seraya berucap satu pengakuan: Engkau adalah orang yang baik.

Mengingatmu... Mengenangmu... Selamat jalan, Mbak Budi.

Semoga kami sanggup mengikuti teladanmu

Bagikan laman ini

Penulis

Penafian:
Posting blog SMERU mencerminkan pandangan penulis dan tidak niscaya mewakili pandangan organisasi atau penyandang dananya.