Pada 2005, SMERU dengan dukungan Ford Foundation telah membuat estimasi angka kemiskinan (dengan standar GKN) sampai tingkat kecamatan dan desa. Estimasi dibuat dengan cara menggabungkan data yang dikumpulkan melalui survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pendataan Potensi Desa (Podes) dan Sensus Penduduk dengan menggunakan metode small area estimation (model estimasi wilayah kecil). Model yang digunakan untuk membuat estimasi angka kemiskinan dalam Peta Kemiskinan Indonesia 2000 tersebut disusun di tingkat provinsi dengan menggunakan model yang berbeda untuk daerah perdesaan dan perkotaan (total 53 model estimasi). Dari evaluasi pemanfaatannya terungkap bahwa peta tersebut telah dimanfaatkan secara luas oleh berbagai institusi, baik di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan, maupun lembaga donor.