Penyebab dan Konsekuensi Meningkatnya Ketimpangan di Indonesia

Rabu, Februari 20, 2019

(This webinar is only available in Indonesian)

Selama periode 1970-an dan 1980-an, Indonesia mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa ada peningkatan ketimpangan. Namun, ketimpangan mulai meningkat dengan cukup cepat dari awal hingga pertengahan 1990-an meski kemudian berbalik arah pada akhir dekade tersebut menyusul Krisis Keuangan Asia yang cukup memukul Indonesia. Pemulihan dari krisis segera diikuti dengan kembalinya tren peningkatan ketimpangan selama dua dekade berikutnya. Setelah itu, angka ketimpangan kembali stabil walaupun cukup tinggi. Analisis jangka panjang menunjukkan bahwa peningkatan ketimpangan didorong oleh perubahan empat faktor struktural dalam ekonomi, yaitu meningkatnya capaian pendidikan, bergesernya aktivitas ekonomi dari sektor pertanian ke nonpertanian, urbanisasi, dan formalisasi perekonomian. Peningkatan ketimpangan memiliki dampak serius pada pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, dan konflik sosial. Namun, proyeksi perubahan faktor-faktor struktural menunjukkan bahwa, setidaknya untuk jangka menengah, tren ketimpangan tidak akan menunjukkan penurunan. Selain itu, simulasi mikro menunjukkan bahwa bahkan investasi berskala besar dalam kebijakan promasyarakat miskin hanya akan memberikan efek terbatas terhadap upaya mengurangi ketimpangan ini. Kecenderungan ini menunjukkan betapa sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia dalam jangka pendek dan menengah.

Pembicara: Asep Suryahadi (Direktur, The SMERU Research Institute)

Bagikan laman ini

Waktu 
10:30 - 12:00
Tempat 
Ruang Audiovisual Perpustakaan, Menara Sjafruddin Prawiranegara Lantai 2. Bank Indonesia, Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta, Jakarta 10340
Nama Kontak 
The SMERU Research Institute
Email Kontak 
comms@smeru.or.id