Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara di Asia Tenggara telah gencar mempromosikan cakupan kesehatan semesta (UHC). Banyak negara di kawasan ini masih menghadapi tantangan dalam memastikan perlindungan finansial yang memadai bagi penduduknya. Namun, reformasi pembiayaan kesehatan tidaklah sederhana—prosesnya melibatkan interaksi kompleks antara berbagai pemangku kepentingan serta faktor-faktor kontekstual, termasuk guncangan dan krisis dalam berbagai bentuk. Dalam artikel ini, kami mengkaji reformasi pembiayaan kesehatan terkini di Nepal, Thailand, dan Indonesia melalui perspektif ekonomi politik. Tujuannya adalah untuk memahami apakah dan bagaimana krisis dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pencapaian UHC serta menganalisis strategi yang digunakan para pemrakarsa reformasi dalam memanfaatkan peluang.