Dampak krisis keuangan global (KKG) di Indonesia mulai dirasakan ketika pertumbuhan ekonomi menurun tajam pada akhir 2008. Meskipun perekonomian Indonesia tetapvmenunjukkan daya tahan terhadap krisis yang terjadi dibandingkan dengan negara-negara tetangganya–ditandai dengan pertumbuhan GDP sebesar 4,4% pada kuartal pertama 2009, kami menemukan terjadinya penyusutan cepat pada volume perdagangan, penurunan ekspor dalam jumlah besar, dan kemerosotan harga komoditas utama. Penurunan terbesar terjadi pada industri manufaktur (tekstil kulit-alas kaki, kayu, dan produk kayu) serta industri perdagangan, hotel, dan restoran (di tingkat pengecer dan pemborong). Pertumbuhan di sektor-sektor tersebut menyusut hingga ke titik terendah pada pertengahan kuartal ketiga 2009.
Untuk memperoleh gambaran mikro mengenai bagaimana KKG menyebar serta bagaimana dampaknya pada sektor manufaktur di tingkat masyarakat dan rumah tangga, SMERU mengadakan kajian kualitatif terhadap sebuah masyarakat perkotaan yang tinggal di dekat kawasan industri utama di Kabupaten Bekasi. Gambaran makro mengenai dampak krisis didapat melalui kajian kuantitatif dengan menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) sebelum dan sesudah terjadinya KKG yang dilakukan oleh mitra penelitian dari Institute of Development Studies (IDS), Universitas Sussex, Inggris. Catatan kebijakan ini memanfaatkan kedua kajian untuk memberi masukan kebijakan terutama yang berkaitan dengan dampak KKG pada pasar tenaga kerja.
![application/pdf Ikon PDF](/modules/file/icons/application-pdf.png)