Publikasi ini hanya tersedia dalam Bahasa Inggris.
---
Kecurangan dalam ujian akan menurunkan tingkat akurasi penilaian kemampuan murid, dan dapat membelokkan fokus guru dan murid dari pembelajaran. Jika sudah meluas, praktik curang lebih sulit dicegah. Kami mengevaluasi dampak dari pengenalan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada nilai ujian nasional sekolah menengah pertama di Indonesia sejak kebijakan tersebut diluncurkan pada 2015 hingga 2019. Pertama, kami menemukan nilai ujian menurun secara drastis setelah penerapan UNBK; rata-rata nilai di tingkat sekolah menurun sebesar 0,4 standar deviasi. Sekolah dengan pola respons yang terindikasi melakukan kecurangan mengalami penurunan yang semakin besar pada nilai ujian mereka. Kedua, nilai ujian kembali naik dalam waktu dua tahun setelah UNBK diperkenalkan; hal ini mengindikasikan bahwa sulitnya melakukan kecurangan dalam ujian berbasis komputer memunculkan insentif bagi pembelajaran. Ketiga, kami menemukan bukti adanya efek spillover dari pelaksanaan UNBK dalam satu daerah. Penurunan kecurangan lebih tinggi pada sekolah-sekolah yang belum beralih ke sistem UNBK jika lebih banyak sekolah di daerah yang sama sudah beralih ke UNBK. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan UNBK tidak hanya menghilangkan praktik curang, tetapi juga membuat masyarakat menjadi enggan melakukannya.
.
Laporan ini adalah bagian dari seri kertas kerja RISE — program penelitian sistem pendidikan berskala besar yang didukung oleh Pemerintah Inggris melalui Department for International Development (DFID), Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), dan Bill & Melinda Gates Foundation.