Tahun 2008 ditandai oleh guncangan harga komoditas global yang berdampak negatif bagi kehidupan ekonomi masyarakat miskin dan rentan di Indonesia. Bagi Lembaga Penelitian SMERU, keadaan ini memberikan tantangan lebih banyak. Selama delapan tahun, kita telah menyaksikan upaya tanpa henti SMERU dalam rangka mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Menyimak kembali Laporan Tahunan SMERU 2001 dan selanjutnya, termasuk yang terkini, dengan mudah kita dapat menjajaki kemajuan, pencapaian, dan pertumbuhan SMERU.
Pada 2008, SMERU menyelesaikan beberapa kajian yang bermanfaat bagi bahan pertimbangan kebijakan, di antaranya adalah studi tentang dana alokasi khusus (DAK). Berdasarkan temuan studi ini, SMERU merekomendasikan perlunya dirumuskan sebuah mekanisme baru berupa pendelegasian wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dalam hal alokasi, koordinasi, dan pemantauan penggunaan DAK oleh pemda kabupaten/kota. Juga pada 2008, beberapa saran indikator dari SMERU dimasukkan dalam draf kedua dokumen BPS mengenai “Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS 2008)”, yang akan digunakan sebagai dasar penetapan sasaran program sosial pemerintah di masa datang.
Saat dunia tengah dilanda oleh salah satu krisis finansial yang teramat parah pada akhir abad ini, keahlian dan dedikasi SMERU tidak dapat dipungkiri. SMERU telah terlibat secara serius dalam berbagai diskusi bersama para pejabat tinggi pemerintahan dan lembaga donor dalam rangka mencari solusi penanggulangan dampak krisis finansial global. Kini SMERU telah ikut mengambil bagian dalam rencana pemantauan dampak krisis sosial-ekonomi di Indonesia, dengan menitikberatkan perhatian pada masalah ketenagakerjaan, bahan pokok, penghidupan petani, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
SMERU telah mengukir keunikannya dalam bidang kajian kemiskinan, perlindungan sosial, pasar tenaga kerja, dan isu-isu sosial-ekonomi lainnya. SMERU telah memperkuat dan merancang secara lebih efisien arah penelitiannya dengan mengembangkan rencana penelitian jangka menengah dan juga rencana strategisnya. SMERU juga telah berupaya mengembangkan strategi efektif untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian dan kebijakan, serta memajukan budaya penetapan kebijakan yang berdasarkan bukti penelitian.
Saya mengharapkan seluruh laporan ini dapat disimak agar dapat memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang berbagai isu tersebut. Semua pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa tanggung jawab dan komitmen staf dan peneliti SMERU untuk terus menghasilkan karya penelitian yang berkualitas. Saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama lembaga donor SMERU, Badan Pembina SMERU, Australian Volunteers International (AVI), komunitas akademis, LSM, dan pemangku kepentingan lainnya. Tanpa mereka, SMERU tidak akan mampu menyandang statusnya sebagai salah satu lembaga penelitian terkemuka di negeri ini.
Akhirnya, saya ingin tegaskan keyakinan saya bahwa SMERU, dengan kondisi yang melatari seluruh pencapaian-pencapaian di awal, akan terus secara efektif memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingannya dengan menghasilkan kajian penelitian yang relevan dan tepat waktu dengan mengangkat isuisu penting mengenai kemiskinan dan sosial-ekonomi.