Meskipun Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan dalam beberapa dekade terakhir, ketimpangan masih terjadi di berbagai wilayah. Hal ini membuat banyak anak menghadapi hambatan besar dalam tumbuh kembang mereka secara menyeluruh.
Penelitian Monitoring and Analyzing Child Poverty Across Space (MAPS) ini menggunakan pendekatan yang inklusif dan partisipatif berdasarkan siklus kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan memperdalam pemahaman tentang kondisi wilayah-wilayah yang termarginalkan, dengan mendengarkan langsung pandangan anak-anak dan remaja.
Studi ini menempatkan mereka sebagai pusat analisis, serta mengakui mereka sebagai individu yang mampu memengaruhi perubahan dalam hidup mereka sendiri. Studi ini menggabungkan pandangan anak dan remaja, bersama dengan perspektif orang dewasa di komunitas dan pembuat kebijakan, untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kehidupan anak.
Penelitian MAPS dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki karakteristik berbeda dan mewakili keberagaman wilayah tersebut. Sebanyak 1.217 anak dan 1.668 remaja terlibat dalam studi ini, dengan metode gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Melalui riset ini, berbagai suara diangkat untuk membentuk pemahaman yang lebih utuh tentang kehidupan anak dalam lingkungan fisik dan sosial mereka. Dengan mengakui peran aktif anak, studi ini mendorong perubahan pendekatan dari yang berfokus pada orang dewasa menjadi lebih inklusif terhadap perspektif anak dalam proses perumusan kebijakan.
Saran Sitasi:
SMERU, BAPPENAS and UNICEF (2025) Growing Up in Remote Areas: The Experiences and Aspirations of Children Living in Rural Tasikmalaya District.