Selama delapan belas bulan terakhir ini telah banyak perhatian diberikan - juga perdebatan - mengenai dampak krisis terhadap kemiskinan di Indonesia. Sejumlah klaim dan bantahan atas klaim sudah dimuat di dalam press dan media lainnya yang justru hanya menimbulkan kebingungan. Terbitan kami kali ini menyajikan ringkasan singkat dari Unit Data Analisis SMERU yang mencoba mempetakan tingkat kemiskinan mulai sebelum krisis ekonomi muncul pada akhir tahun 1997 hingga bulan Agustus tahun lalu. Bagi pembaca yang memerlukan pembahasan lebih rinci mengenai isu penting ini kami sarankan agar Anda mengunjungi website kami (www.smeru.or.id) yang memuat Kertas Kerja SMERU selengkapnya.
Sekalipun beberapa laporan akhir-akhir ini menunjukkan adanya tanda-tanda tentatif namun penuh harapan bahwa saat ini keadaan ekonomi sudah mulai pulih kembali, kami sadar bahwa hal-hal yang telah terjadi selama dua tahun terakhir ini telah menimbulkan banyak kesulitan dan penderitaan bagi berbagai lapisan masyarakat. Akibat-akibat sosial dari kelumpuhan mendadak sistem ekonomi dan keuangan sangat terasa, terutama di bidang kesehatan masyarakat dan pendidikan. Masalah-masalah mendasar di dua sektor tersebut yang kini menjadi semakin jelas tidak dapat diatasi dengan cepat atau mudah.
Tim Dampak Krisis SMERU telah terlibat dalam beberapa kajian rinci mengenai kesehatan dan pendidikan selama beberapa bulan ini. Salah satu aspek dari kegiatan kami adalah menilai efektivitas Program Jaring Pengaman Sosial yang dilakukan oleh Pemerintah. Baik program JPS Kesehatan maupun JPS Pendidikan telah dirancang untuk menolong keluarga miskin agar anak-anak mereka dapat terus bersekolah, dan agar mereka mendapat akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Beberapa temuan yang telah kami himpun dari penyelidikan kami di beberapa propinsi Indonesia disajikan dalam edisi bulan ini.