Proses pendidikan yang terhenti mendadak dapat menimbulkan scarring atau dampak psikologis pada siswa. Dampak ini bersifat jangka panjang, bahkan dapat mempengaruhi pendapatan siswa saat ia dewasa. Beberapa simulasi menunjukkan bahwa ditutupnya sekolah atau dihentikannya kegiatan belajar mengajar reguler akibat pandemi COVID-19 dapat menyebabkan penurunan kemampuan siswa yang lebih besar dibandingkan penurunan kemampuan siswa akibat libur sekolah. Terhentinya kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada pendapatan siswa kelak. Semua siswa mempunyai risiko tinggi untuk terkena dampak psikologis akibat terhentinya proses pendidikan.
Pandemi COVID-19 akan meningkatkan kemiskinan di Indonesia secara signifikan. Kondisi ini akan menyebabkan tekanan fisik maupun psikologis pada siswa, serta ketidaksanggupan untuk belajar selama sekolah ditutup. Siswa dari keluarga miskin atau dengan kondisi rumah tangga yang tidak mendukung mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena dampak psikologis akibat terhentinya proses pendidikan. Oleh karena itu, memulihkan penurunan kemampuan siswa saat sekolah dibuka kembali harus dilakukan.
Dokumen ini berisi (i) pedoman untuk memulihkan penurunan kemampuan siswa; (ii) aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika sekolah dibuka kembali; (iii) contoh kegiatan belajar mengajar yang dapat dijadikan acuan untuk mengejar ketertinggalan siswa dalam belajar.