Studi ini merupakan bagian dari rangkaian studi longitudinal 2014–2020 yang bertujuan mempelajari kehidupan perempuan miskin pada lima tema, yaitu akses terhadap perlindungan sosial, pekerjaan, perempuan pekerja migran, kesehatan reproduksi ibu, dan kekerasan terhadap perempuan (khususnya kekerasan dalam rumah tangga/KDRT). Dengan mempelajari kehidupan perempuan miskin di lima kabupaten di Indonesia (Deli Serdang, Cilacap, Timor Tengah Selatan, Kubu Raya, serta Pangkajene dan Kepulauan), studi ini mendapatkan gambaran awal mengenai kehidupan perempuan miskin pada kelima tema. Akses keluarga yang dikepalai perempuan terhadap program perlindungan sosial dari pemerintah secara umum lebih rendah daripada akses keluarga yang dikepalai laki‐laki. Sementara itu, pilihan sektor pekerjaan bagi perempuan miskin dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam, aktivitas ekonomi wilayah tempat tinggal, serta tingkat pendidikan perempuan. Perempuan pekerja migran umumnya bekerja di sektor informal yang tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan khusus, dan mereka memiliki status hukum yang lemah sehingga berada pada posisi rentan yang mendorong terjadinya pengabaian hak mereka dan pelecehan terhadap mereka oleh pemberi kerja. Pemahaman perempuan miskin mengenai kesehatan reproduksi ibu sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mereka dan juga ketersediaan fasilitas publik. Masyarakat di daerah studi masih memiliki kesadaran yang rendah terkait perlakuan kekerasan terhadap perempuan, dan KDRT masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan sehingga tingkat pelaporannya rendah. Pemahaman yang menyeluruh mengenai karakteristik kemiskinan perempuan dan keluarga yang dikepalai perempuan merupakan kunci untuk merancang agenda perlindungan sosial yang mampu mengentaskan perempuan dari kemiskinan.