Studi Kualitatif Proliferasi dan Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan

Pemantauan, Evaluasi, dan Pembelajaran

Pada 2007 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebagai payung bagi program pemberdayaan pemerintah. Payung program ini diperlukan karena berbagai program pemberdayaan yang ada sebelumnya dinilai tidak terkoordinasi dengan baik. Sejak saat itu, popularitas program pemberdayaan meningkat sehingga mendorong berbagai pihak untuk membuat program pemberdayaan versi masing-masing. Hingga 2012, program pemberdayaan di bawah bendera PNPM-Mandiri saja sudah berjumlah 13 program. Pertumbuhan jumlah program pemberdayaan juga didorong oleh lembaga donor, pemerintah daerah, organisasi nonpemerintah (ornop), dan bahkan pihak swasta. Di daerah, program pemberdayaan juga makin populer sehingga banyak pemerintah daerah memilih strategi pemberdayaan dalam usaha mereka membangun daerahnya. Namun, ada kekhawatiran bahwa banyaknya program pemberdayaan akan menimbulkan persoalan seperti ketumpangtindihan, kesulitan koordinasi, inefisiensi, dan sebagainya. Terkait hal ini, telah ada upaya untuk melakukan integrasi program pemberdayaan tersebut ke dalam program reguler pembangunan.

Untuk melihat lebih jauh apa manfaat dan beban serta praktik-praktik integrasi di daerah, Lembaga Penelitian SMERU dengan dukungan PSF melakukan studi kualitatif integrasi program pemberdayaan di daerah. Ini adalah studi eksplorasi untuk melihat apa saja manfaat serta beban yang dirasakan masyarakat akibat banyaknya program. Selain itu, studi ini juga melihat apa saja inisiatif yang telah dilakukan di daerah untuk menanggulangi masalah-masalah yang muncul akibat banyaknya program tersebut. Studi ini dilakukan di 18 desa pada 6 kabupaten di 3 provinsi (Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan). Secara umum, lokasi penelitian dipilih dengan tujuan melihat daerah yang pelaksanaan program pemberdayaannya dianggap baik dan ada inisiatif integrasi di dalamnya serta daerah yang pelaksanaan program pemberdayaan dan inisiatif integrasinya kurang baik. Data dan informasi dikumpulkan dengan metode diskusi kelompok terfokus (focus group discussion/FGD), wawancara mendalam, pengamatan, serta pengumpulan dokumen-dokumen yang relevan. 

Bagikan laman ini

Penulis 
Muhammad Syukri
Hastuti
Akhmadi
Kartawijaya
Asep Kurniawan
Penulis
Hastuti
Akhmadi
Kartawijaya
Wilayah Studi 
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Kata Kunci 
proliferasi program pemberdayaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
PNPM Mandiri
Tipe Publikasi 
Laporan
Ikon PDF Download (970.51 KB)