Indonesia menjadi rumah bagi perusahaan rintisan yang jumlahnya terus bertambah. Menurut Startup Ranking (2020), jumlah perusahaan rintisan di Indonesia meningkat dari 1.400 perusahaan pada 2017 menjadi 2.200 perusahaan pada 2019. Hal ini menempatkan Indonesia di posisi kelima dalam daftar negara dengan pertumbuhan perusahaan rintisan tertinggi, setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Jakarta juga termasuk dalam 500 kota teratas secara global untuk perusahaan rintisan, sementara Bandung, Surabaya, dan Denpasar juga menunjukkan potensi menjanjikan. Indonesia menjadi negara penerima modal ventura terbesar kedua di Asia Tenggara, setelah Singapura. Lima unicorn ternama lahir di Indonesia, termasuk Gojek (perusahaan rintisan penyedia layanan angkutan dan jasa lain berbasis teknologi), Tokopedia dan Bukalapak (pasar daring), Ovo (pembayaran digital), dan Traveloka (perusahaan pemesanan perjalanan).
Isu-isu seperti koneksi internet, terutama di wilayah perdesaan, teridentifikasi sebagai kendala utama dalam usaha mengikutsertakan masyarakat pertanian ke dalam ekosistem ini (Bachtiar et al., 2020). Namun demikian, tumbuh harapan seiring dengan diluncurkannya Palapa Ring yang terhubung ke semua kabupaten/kota. Infrastruktur tulang punggung ini diharapkan dapat memperbaiki akses internet dengan biaya yang relatif terjangkau. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menyediakan tiga satelit tambahan agar dapat menjangkau pulau-pulau kecil serta tambahan 4.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di desa-desa tertinggal. Perencanaan strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika periode 2015–2019 berfokus pada infrastruktur, sementara untuk periode 2020–2024, fokus dialihkan pada bakat digital dan perusahaan rintisan yang tengah berkembang (Bachtiar et al., akan dipublikasikan).
Di atas itu semua, Pemerintah Indonesia telah meletakkan dasar yang kuat untuk transformasi digital dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024. Dalam konteks ini, studi mengenai perusahaan rintisan teknologi menjadi sangat relevan dan tepat waktu. Semua aktor kunci perlu memahami lingkungan pendukung yang menopang ekosistem perusahaan rintisan teknologi.
- Apa ekosistem pendukung untuk perusahaan rintisan di bidang teknologi bersih, teknologi pertanian, teknologi pendidikan, dan teknologi kesehatan?
- Apa saja faktor yang telah membantu dan menghalangi perkembangan perusahaan rintisan?
- Apa saja rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan dukungan terhadap perusahaan rintisan?
Studi ini terdiri atas tiga komponen: (1) pemetaan dan analisis ekosistem perusahaan rintisan; (2) identifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan perusahaan rintisan; dan (3) perumusan rekomendasi mengenai cara memperbaiki ekosistem perusahaan rintisan. Metode pengumpulan data yang digunakan mencakup wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan para informan yang merupakan aktor kunci dalam ekosistem perusahaan rintisan.
Komponen ke-1 and Komponen ke-2 menggunakan wawancara mendalam, sementara Komponen ke-3 menggunakan FGD. Informan akan diidentifikasi menggunakan pendekatan penentuan sampel merembet (snowball sampling). Kami menggunakan informasi yang diterima dari subkomponen/komponen sebelumnya dengan melakukan triangulasi dan analisis terhadap informasi tersebut untuk menentukan informan untuk subkomponen/komponen terkait.