Dalam upaya mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19, pada pertengahan Maret 2020, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar di sekolah. Pada awalnya, kebijakan penutupan sekolah ini akan diberlakukan selama dua minggu. Namun, angka penularan pandemi di berbagai daerah yang terus meningkat memaksa sekolah untuk menerapkan kegiatan belajar dari rumah (BDR) hingga setidaknya Oktober 2020. Penerapan BDR yang berkepanjangan ini membuat beberapa guru yang pada awalnya berpikir bahwa penutupan sekolah hanya akan dilakukan dalam waktu singkat mengalami kesulitan karena tidak memiliki persiapan yang memadai.
Pelaksanaan kegiatan BDR ini pun sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut beberapa studi, variasi antarguru, antarsekolah, dan antarlingkungan rumah juga mempunyai peran dalam menunjang atau menghambat pelaksanaan. Namun, tidak diketahui bagaimana variasi aspek-aspek tersebut memengaruhi ketimpangan dalam kesempatan belajar di antara para murid dengan latar belakang berbeda.
Dalam rangka memperkaya diskursus terkait dengan upaya antisipasi terhadap melebarnya ketimpangan hasil belajar yang diakibatkan oleh ketimpangan dalam pelaksanaan Belajar dari Rumah akibat pandemi COVID-19, The SMERU Research Institute dengan didukung oleh Konwledge Sector Initiative (KSI) menyelenggarakan webinar bertajuk “Belajar dari Rumah: Tantangan dan Strategi Mengatasi Ketimpangan Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19”. Diskusi ini juga diharapkan dapat memperkaya usulan rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah pendidikan akibat dari krisis COVID-19 saat ini.
Pembicara:
- Florischa Ayu Tresnatri (Peneliti, The SMERU Research Institute)
- Iwan Syahril (Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
- Rosmini Rusli (Guru, SDN 128 Panatakan, Enrekang, Sulawesi Selatan)