Istilah “ketimpangan” atau “kesenjangan” sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar pembaca. Meski telah lama menjadi perhatian publik, dalam konteks pembangunan ekonomi Indonesia saat ini, isu ketimpangan tetap saja aktual dan bahkan semakin relevan untuk dikaji. Relevansi kekinian inilah yang mendorong SMERU untuk mengetengahkan isu ini menjadi fokus bahasan Newsletter edisi ini.
Ketimpangan ekonomi merupakan potret langsung dari fenomena kondisi kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Ia dapat menjadi tanda yang mengingatkan kita akan kekeliruan dalam perumusan kebijakan dan sekaligus menjadi penegas pertalian pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Dalam rubrik Data Berkata, peneliti SMERU mencoba menguraikan pertalian antara ketimpangan, pertumbuhan, dan kemiskinan untuk mengkaji peran ketimpangan dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Pada rubrik Opini, wacana ini kembali diperkaya melalui tulisan Armida Alisjahbana yang menyoroti pola dan faktor-faktor yang menyumbang kesenjangan regional dan kebijakan-kebijakan prioritas untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi. Menurutnya, meskipun kecenderungan kesenjangan di Indonesia secara umum dinilai cukup moderat, kesenjangan regional masih perlu mendapat perhatian yang serius.
Rubrik Dari Lapangan akan menambah luas wacana ketimpangan dalam Newsletter kali ini melalui tiga hasil studi lapangan SMERU, yakni kesenjangan dalam pendidikan, dalam layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. Untuk rubrik Kabar dari LSM, Noer Fauzi dan Usep Setiawan dari Konsorsium Pembaruan Agraria membahas mengenai pengadaan tanah untuk pembangunan.