Dalam satu dekade terakhir, Indonesia mampu mempertahankan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonominya pada kisaran 6% dan tingkat kemiskinan mengalami penurunan setiap tahun hingga mencapai 11% pada 2014. Meskipun tingkat kemiskinan sudah jauh berkurang, Pemerintah Indonesia menghadapi stagnansi laju penurunan kemiskinan dan peningkatan ketimpangan yang drastis dalam satu dekade terakhir. Ketimpangan di Indonesia meningkat lebih dari 30% selama 2001-2011, dimana rasio Gini bergerak dari 0,33 ke 0,41 yang merupakan rekor tertinggi rasio Gini di Indonesia dan angka ini tidak berubah hingga 2014. Baru di dua tahun terakhir ini, angka Gini bergeser sedikit ke angka 0,408 di 2015 dan 0, 397 di 2016.
Fenomena peningkatan ketimpangan terjadi juga di tingkat global dan seolah-olah menjadi hal yang tidak terhindarkan, sebagai dampak dari pertumbuhan global yang makin didominasi pertumbuhan berbasis sektor finansial dan pemanfaatan teknologi tinggi. Pertumbuhan di perdesaan, di sisi lain, tidak berjalan secepat pertumbuhan di perkotaan dan di daerah-daerah industri, serta luput dari banyak pembahasan mengenai dinamika ketimpangan.
Perhatian terhadap kawasan perdesaan masih didominasi upaya untuk meningkatkan pertumbuhan, yang diasumsikan akan mengurangi kemiskinan. Namun tidak banyak disadari bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan tidak bersifat linier dalam artian bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan secara otomatis mengurangi ketimpangan. Akan diperukan upaya khusus dan keberpihakan agar manfaat pembangunan dapat secara memberi manfaat yang lebih besar bagi masyarakat yang relatif tertinggal sehingga dapat mengurangi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk memberikan gambaran dinamika ketimpangan di perdesaan, di skala nasional dan di tingkat desa, serta berbagai faktor yang memengaruhinya. Di tingkat nasional, secara lebih detil, studi ini bertujuan untuk:
- Melihat dinamika ketimpangan pendapatan dan ketimpangan akses terhadap kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan, khususnya akses terhadap pelayanan dasar, dalam sepuluh tahun terakhir;
- Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi dinamika ketimpangan pendapatan dan/atau kesejahteraan rumah tangga.
Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data Susenas dan data IFLS (Indonesia Family Life Survey), studi ini ditujukan untuk melihat dinamika perubahan ketimpangan di perdesaan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir dan faktor-faktor yang memengaruhi, dalam skala nasional. Data yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah Susenas 2006-2016, dan data IFLS tahun 2000, 2007, dan 2014.