Melindungi Anak dari Polusi Udara: Program Sosialisasi di Rumah dan di Sekolah

Latar Belakang 

Polusi udara dapat membahayakan kesehatan manusia. Tingkat polusi udara di Jakarta merupakan salah satu yang terburuk di dunia. Mengacu pada panduan WHO, jika tingkat polusi udara saat ini terus berlanjut, penduduk Jakarta diperkirakan akan kehilangan 2,3 tahun harapan hidupnya akibat polusi.

Anak-anak, khususnya, lebih rentan terhadap udara beracun dari polusi udara. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh, paru-paru, dan otak mereka masih berkembang. Paparan polusi udara pada tahap perkembangan yang penting ini dapat memiliki efek jangka panjang, memicu asma, kanker anak, serta meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular di kemudian hari.

Dampak buruk polusi udara pun tidak hanya mengancam kesehatan. Sudah banyak bukti yang menunjukkan paparan polusi udara bisa memperlambat perkembangan kognitif, seperti mengganggu hasil belajar, kecerdasan, daya ingat, dan juga bisa menyebabkan gangguan perilaku neurologis. Dalam jangka panjang, keterlambatan perkembangan awal kehidupan ini dapat membatasi kesehatan, pendidikan, dan capaian ekonomi. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan, polusi udara akibat ulah manusia mengurangi penghasilan siswa di masa mendatang hampir 1,7 miliar dollar per tahun.

Hasil riset yang ada menunjukkan besarnya biaya untuk edukasi tentang polusi udara. Namun, perlu ada penelitian yang lebih khusus dan disesuaikan dengan konteks untuk memahami dampak edukasi di tingkat lokal, serta agar dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang sesuai dengan keadaan tersebut. Saat ini masih terdapat kesenjangan pada penelitian seputar intervensi yang berhasil melindungi anak-anak dari udara beracun, khususnya di Jakarta.

Tujuan 

Walaupun dampak buruk polusi udara sudah cukup sering diberitakan, namun, survei-survei memperlihatkan penduduk Jakarta belum menganggap masalah ini sebagai prioritas.

Sejumlah ahli dari Australia National University, SMERU, dan University of Chicago akan menerapkan intervensi atas informasi di sekolah-sekolah. Studi ini akan mengkaji efektivitas penyampaian informasi di sekolah-sekolah untuk memicu kesadaran tentang polusi udara dan mencegah dampak negatifnya bagi kesehatan melalui uji coba terkontrol secara acak (randomized control trial).

Metodologi 

Cerita-cerita berdasarkan pengalaman menunjukkan sulitnya menyampaikan dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan melalui kata-kata, gambar, atau video. Oleh karena itu, kami ingin mempelajari penyampaian informasi yang berbasis pengalaman. Pembelajaran berbasis pengalaman adalah metode penyampaian informasi yang baru. Harapannya, percobaan ini dapat memberikan wawasan mengenai pendekatan yang lebih riil dibandingkan medium penyampaian informasi yang digunakan sebelumnya.

Kami akan mempelajari dua jenis penyampaian informasi:

  1. Pendekatan yang selama ini digunakan terhadap orang tua dan siswa dalam menginformasikan (i) dampak polusi udara terhadap kesehatan dan pendidikan, serta (ii) pemantauan kualitas udara
  2. Pendekatan berbasis pengalaman untuk orang tua, dengan cara menawarkan mereka untuk (i) menyewa alat pembersih udara secara gratis (agar rumah tangga dapat merasakan udara bersih) dan (ii) memantau kualitas udara 

Kami berhipotesis bahwa setiap komponen—pemantauan kualitas udara, intervensi penyampaian informasi, dan penyewaan alat pembersih udara—akan memberikan hasil yang berbeda yang dapat kami ukur.

Bagikan laman ini

Penasihat 
Athia Yumna
Budy P. Resosudarmo
Koordinator 
Nurmala Selly Saputri
Anggota Tim 
Dimitri Swasthika Nurshadrina
Status 
Selesai
Tahun Penyelesaian 
2024
Pemberi Dana Proyek 
The University of Chicago
Mitra Kerja Proyek 
The University of Chicago
Jenis Jasa
Wilayah Studi