Studi global mengungkap adanya hubungan erat antara fasilitas sanitasi/kebersihan di sekolah dan angka melanjutkan sekolah serta tingkat absensi siswa perempuan saat menstruasi. Di Indonesia, kebanyakan sekolah dasar (SD) memiliki kendala fasilitas sanitasi/kebersihan, tetapi studi tentang manajamen kesehatan menstruasi (MKM) masih terbatas. Oleh karena itu, the SMERU Research Institute (SMERU) bekerjasama dengan Plan International Indonesia (PLAN) melakukan studi tentang praktik dan dampak MKM di tingkat SD dan sekolah menengah pertama (SMP), sekaligus untuk mengevaluasi program MKM yang sudah dilakukan Plan sejak 2014.
- Mengetahui praktik MKM siswa perempuan di SD daerah pedesaan dan perkotaan yang sudah dan belum mendapatkan intervensi MKM Plan;
- Mengetahui bagaimana praktik MKM dapat berkontribusi pada tingkat kehadiran dan partisipasi anak perempuan di SD;
- Melakukan studi baseline tentang pengetahuan, praktik, sikap dan kemampuan siswa menangani masalah terkait dengan kebiasaan dan ketersediaan fasilitas MKM di SMP yang belum menerima intervensi PLAN;
- Memberi masukan, apakah program MKM dapat ditingkatkan dan diperluas, serta pelaksanaannya dapat bersifat transformative gender dan inklusif (khusus hasil studi di Provinsi NTT dan NTB)
Studi kualitatif ini dilakukan di Kotamadya Jakarta Barat (DKI Jakarta), Kabupaten Nagekeo (NTT), dan Kabupaten Lombok Utara (NTB). Informasi dikumpulkan dari SD intervensi (penerima program MKM Plan), SD control, SMP, dan pemangku kepentingan tingkat kabupaten/kotamadya hingga masyarakat. Studi ini menemukan bahwa kondisi di DKI Jakarta relative lebih baik meski tidak terlalu berbeda dengan daerah lain.