Our Expertise

Makalah ini menyelisik hubungan antara ketimpangan, elite capture, dan kinerja penargetan dua program perlindungan sosial terbesar di Indonesia, yakni Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Kedua program itu berbeda dalam hal metode penargetan. Penargetan dalam program Raskin terdesentralisasi, sedangkan penargetan dalam BLT lebih terpusat.

Peningkatan ketimpangan (inequality) saat ini merupakan hal yang menjadi perhatian di berbagai tempat di dunia. Kertas kerja ini memberikan bukti empiris mengenai dampak ketimpangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran dalam konteks Indonesia. Indonesia mengalami peningkatan ketimpangan yang terus-menerus dan signifikan sejak awal 2000-an.

Ketimpangan ekonomi di Indonesia makin meningkat dan belakangan ini mencapai rekor tertinggi 0,41 yang diukur berdasarkan indeks Gini pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, telah bereksperimen dengan bantuan tunai bersyarat (BTB) untuk rumah tangga miskin selama beberapa tahun terakhir.

Untuk menghindari jebakan pendapatan menengah, Indonesia harus mulai menggeser perekonomiannya menuju produk-produk bernilai tinggi yang mengharuskan adanya angkatan kerja dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang makin bertambah. Ini berarti Indonesia harus mencurahkan upaya lebih serius untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikannya.