Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia bersepakat untuk menggagas Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Program ini dijalankan selama empat tahun dengan tujuan untuk mengembangkan dan melaksanakan beberapa penelitian dan program pilot yang berorientasi aksi demi menjawab pertanyaan besar: Apa strategi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Indonesia?”
Pada tahap awal program, INOVASI dibantu oleh The SMERU Research Institute mengadakan survei diagnosis (District Diagnostic Survey) tentang sistem pendidikan di wilayah studi. Survei ini bertujuan untuk (i) memahami konteks sosial politik dan ekonomi yang melingkupi ekosistem pendidikan tersebut, (ii) mengidentifikasi segenap pemangku kepentingan serta kepentingan dan pengaruh mereka di ekosistem pendidikan tersebut, dan (iii) mengidentifikasi reformasi dan inovasi kebijakan di sektor pendidikan dan sektor-sektor lain yang memengaruhi hasil belajar siswa serta mempelajari sejarah diterapkannya beberapa inovasi kebijakan utama, khususnya yang terkait masalah literasi dan numerasi di tingkat pendidikan dasar.
Survei ini mengadopsi pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui kombinasi penelaahan dokumen, wawancara, dan FGD bersama orang-orang atau kelompok-kelompok yang dipilih dari daftar yang telah dibuat sebelumnya atau didapat melalui metode bola salju. Metode kombinasi ini bertujuan untuk mendapat gambaran yang lebih baik tentang kompleksitas ekosistem pembelajaran dan pengaruh sosial-politik-ekonomi dalam membentuk kebijakan yang berdampak pada kualitas pembelajaran di tingkat kabupaten, tingkat satuan pendidikan (sekolah), dan tingkat masyarakat. Selain itu, teknik pengambilan sampel bola salju digunakan karena konteks kelembagaan lokal (formal dan informal) yang bervariasi sehingga menyulitkan untuk diidentifikasi sebelum melakukan studi lapangan.