Studi ini bertujuan menguji salah satu metode small area estimation (SAE), yaitu metode Elbers, Lanjouw dan Lanjouw (ELL), dalam mengestimasi status gizi balita tingkat desa dan kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu. Hasil estimasi diverifikasi secara kuantitatif melalui sensus antropometri dan wawancara dengan rumah tangga dan secara kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi desa. Hasil estimasi dengan metode SAE untuk angka status gizi stunting, wasting, dan underweight tingkat kabupaten tidak jauh berbeda dengan angka acuan dari Riskesdas 2013. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa secara rata-rata angka stunting pada 2019 di ketiga desa sampel studi 50% relatif lebih rendah daripada angka stunting pada 2013. Setelah dilakukan uji model estimasi, penurunan tersebut menunjukkan bahwa model SAE yang digunakan terbukti cukup kuat untuk mengestimasi angka stunting desa pada 2013. Penurunan ini juga menunjukkan adanya perubahan karakteristik demografi dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat selama 2013–2019. Faktor-faktor yang turut berkontribusi pada penurunan angka status gizi adalah, antara lain, meningkatnya proporsi orang tua dengan capaian pendidikan lebih tinggi, meningkatnya proporsi rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi, meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dan air bersih, serta adanya komitmen pemerintah desa terhadap perbaikan status gizi balita. Peta status gizi yang dihasilkan dalam studi ini berpotensi dapat digunakan untuk mengestimasi status gizi desa-desa di seluruh wilayah Indonesia sebagai bagian dari Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting.