COVID-19 mengguncang perekonomian banyak negara, dan dampaknya masih terasa hingga tahun ketiga pandemi. Begitu juga di Indonesia; dampak pandemi terhadap perekonomian negara begitu kuat yang antara lain ditandai dengan melambatnya aktivitas bisnis dan investasi. Ditambah lagi, timbul kemunduran pembangunan pada sektor riil dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Stabilitas keuangan negara juga tertahan oleh dampak buruk sekunder krisis kesehatan ini. Gejala-gejala kemunduran ini dapat menimbulkan "luka" permanen pada perekonomian negara dalam jangka panjang—yang berpotensi memperluas dampak riilnya.
- Menghitung efek buruk pandemi COVID-19 terhadap permintaan investasi (modal fisik) dan modal manusia di pasar tenaga kerja
- Mengetahui kekuatan yang tepat dari kinerja usaha untuk dapat bertahan (atau bahkan berkembang) pada masa pandemi
- Memberikan rekomendasi kebijakan untuk memitigasi efek buruk dari kondisi yang sulit dan mengoptimalkan produktivitas sejumlah faktor agar proses mewujudkan Visi 2045 tetap terjaga
Studi ini menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Kami melakukan tinjauan pustaka untuk mendapatkan kerangka analisis dan informasi yang dibutuhkan untuk merancang instrumen penelitian untuk analisis kuantitatif dan kualitatif. Selanjutnya, kami mengumpulkan dan menganalisis data sekunder seperti Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), laporan keuangan usaha terbuka, data survei bisnis longitudinal, dan data statistik industri lainnya untuk memahami sejauh mana efek jangka panjang pandemi terjadi di level usaha, dan mengidentifikasi saluran-saluran yang memengaruhi penentu output agregat.
Kami lalu mempelajari temuan awal analisis data sekunder ini melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus. Analisis kualitatif bertujuan menjelaskan saluran-saluran atau bagaimana efek jangka panjang terjadi di tingkat usaha dengan menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Analisis itu juga menjelaskan kapasitas dan perilaku usaha selama dan pascapandemi kepada asosiasi bisnis dan perwakilan usaha, khususnya di sektor manufaktur. Selain itu, kami juga berencana menyelenggarakan diskusi kebijakan dengan pemangku kepentingan lokal di dua kawasan industri yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang lebih beragam berdasarkan situasi pandemi di setiap lokasi.