Organisasi masyarakat sipil (OMS) memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak kelompok rentan. OMS memastikan suara kelompok-kelompok tersebut didengar dan diakomodasi dalam perumusan kebijakan publik yang inklusif.
Membina hubungan kemitraan yang efektif dengan pemerintah provinsi merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan OMS. Kemitraan ini menawarkan peluang besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam hal perencanaan dan penganggaran.
Kendati memiliki peran strategis, OMS sering kali terkendala oleh keterbatasan kapasitas dan keberlanjutan organisasi. Minimnya sumber daya, baik finansial maupun sumber daya manusia, menjadi tantangan besar bagi OMS dalam menjalankan advokasi untuk mewujudkan perencanaan dan penganggaran yang inklusif (OECD, 2020)
OMS memerlukan dukungan berkelanjutan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan pengembangan kemitraan dengan pemerintah serta OMS lainnya. Melalui penguatan kapasitas OMS dan peningkatan partisipasi mereka dalam proses perencanaan dan penganggaran yang inklusif, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
Dengan dukungan Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Layanan Dasar (SKALA), SMERU melakukan penelitian dasar yang berfokus pada pemahaman kolaborasi multi-pemangku kepentingan dalam pengarusutamaan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) di Indonesia. Penelitian ini mengukur kepercayaan dan keyakinan di antara OMS yang berfokus pada isu-isu GEDSI, OMS secara umum, dan pemerintah provinsi dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Studi baseline ini memiliki tiga tujuan:
- Melakukan penilaian awal terhadap kebutuhan kapasitas OMS yang meliputi identifikasi sumber daya yang tersedia (finansial dan non-finansial); pemetaan kesenjangan kapasitas teknis; dan evaluasi kemampuan OMS dalam membangun hubungan, terlibat aktif, dan berjejaring
- Menguji tingkat kepercayaan dan keyakinan antara OMS yang berfokus pada isu-isu GEDSI dan pemerintah provinsi dalam perencanaan dan penganggaran. Data ini sangat penting untuk memprediksi potensi keberhasilan kerja sama antara kedua pihak.
- Menghasilkan bukti untuk mempertajam strategi OMS GEDSI dalam kerangka kemitraan SKALA (berdasarkan temuan empiris dari dua tujuan di atas). Kami menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terjalinnya kolaborasi yang efektif dan pembentukan kepercayaan melalui kajian mendalam terhadap persepsi, kekhawatiran, dan harapan dari OMS dan pemerintah provinsi.
Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis kapasitas OMS dan advokasi mereka dengan pemerintah dalam memastikan kepentingan GEDSI diintegrasikan ke dalam perencanaan dan penganggaran. Sementara, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran awal tentang hubungan yang saling menguntungkan antara OMS dan pemerintah.