Peningkatan Keterampilan Digital bagi Indonesia

Latar Belakang 

Pada 2025, digitalisasi akan berdampak ekonomi sebesar 150 miliar dollar dan membuka lapangan pekerjaan bagi 3,7 juta penduduk Indonesia (McKinsey, 2016). Namun, bahkan dengan potensi sebesar ini, Indonesia saat ini masih belum memiliki kesiapan digital. Menurut SMERU (2020), hanya 43,5% populasi Indonesia menggunakan internet dan distribusinya tidak merata antarwilayah, antargender, antarkohort, antarstatus sosial ekonomi, antartingkat pendidikan, dan antarsektor usaha. Orang-orang memanfaatkan sebagian besar waktu mereka untuk beraktivitas di internet untuk tujuan nonbisnis, seperti bermedia sosial, membaca berita daring, dan mencari hiburan.

Pemerintah Indonesia telah menginisiasi serangkaian program untuk mengatasi isu-isu terkait kebutuhan akan infrastruktur digital dan kemampuan sumber daya manusia, serta berusaha menjembatani kesenjangan regulasi dan insentif. Akan tetapi, keterampilan lulusan pendidikan teknologi informatika dan komputer (TIK) sering kali tidak bisa memenuhi tuntutan industri. Indonesia akan mengalami kekurangan sembilan juta pekerja TIK terampil dan semiterampil pada akhir 2030. Tuntutan industri akan keterampilan-keterampilan tersebut menekankan adanya kebutuhan akan TIK serta keterampilan nonteknis (soft skill) dalam kepemimpinan, komunikasi, dan bisnis/pemasaran yang lebih kompleks.

Tujuan 

Studi ini bertujuan menganalisis lanskap digital di Indonesia dengan (i) mengidentifikasi peluang-peluang nyata untuk penciptaan lapangan pekerjaan yang inklusif, (ii) memberikan analisis mendetail mengenai ketimpangan keterampilan digital, dan (iii) menyusun strategi utama untuk mengembangkan keterampilan digital di Indonesia.

Metodologi 

Studi ini menggunakan gabungan dua metode.

Analisis Kuantitatif

Untuk mendapatkan gambaran historis mengenai perubahan industri di Indonesia dalam satu atau dua dekade terakhir, peneliti akan menerapkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data statistik resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) maupun kementerian/lembaga pemerintah terkait lain. Dengan hasil analisis data ini, tim kualitatif akan memiliki informasi awal untuk dapat memerinci penggunaan internet (proksi untuk kebutuhan akan keterampilan digital) oleh industri menurut sektor. Dari sisi suplai, tim kuantitatif akan menganalisis data Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) dari BPS untuk mendapatkan gambaran umum mengenai eksposur internet di antara para pekerja berdasarkan sektor industri mereka.
  
Analisis Kualitatif

Pendekatan kualitatif di bagian analisis ini sangat esensial karena persyaratan mendapatkan pekerjaan pada masa depan tidak bisa disimpulkan hanya dengan melihat data historis. Perubahan dalam persyaratan mendapatkan pekerjaan juga ditentukan oleh perubahan teknologi terbaru, terutama di sektor-sektor yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.

Tim peneliti akan mengadakan diskusi kelompok terfokus (FGDs) menurut klaster sektor industri untuk mendiskusikan perubahan dan tuntutan keterampilan digital saat ini, serta mengeksplorasi tuntutan pasar pada masa mendatang menurut perspektif pemain kunci dalam industri. Wawancara akan difokuskan pada informasi lebih mendalam mengenai tantangan dan peluang untuk memenuhi tuntutan industri akan keterampilan digital dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Di sisi suplai, tim kualitatif akan melakukan serangkaian FGD dan wawancara untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi infrastruktur keterampilan digital terkini (fasilitas universitas/akademi serta kualitasnya; akses terhadap pendidikan tinggi; kurikulum), modal sumber daya manusia (baik mahasiswa maupun pengajar/dosen), dan tata kelola pemerintahan (regulasi, kelembagaan). Hal-hal lain yang digali adalah (i) alasan mengapa beberapa jenis keterampilan digital tertentu diajarkan, sementara yang lainnya tidak; (ii) alasan mengapa beberapa jenis keterampilan digital tertentu lebih penting daripada yang lainnya dalam industri, termasuk faktor-faktor yang menghambat dalam pemenuhan kebutuhan industri akan keterampilan tersebut; serta (iii) rekomendasi untuk meningkatkan suplai keterampilan digital di Indonesia.

Bagikan laman ini

Status 
Selesai
Tahun Penyelesaian 
2022
Pemberi Dana Proyek 
Digital Pathways at Oxford, UNESCAP
Mitra Kerja Proyek 
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jenis Jasa
Wilayah Studi