Our Expertise
Berdasarkan laporan UNICEF (2021), sekitar 80 juta anak Indonesia terkena dampak pandemi COVID- 19 dan lebih dari 25.000 di antaranya menjadi yatim piatu.
Hasil studi terdahulu menunjukkan bahwa anak dari keluarga prasejahtera lebih rentan mengalami konsekuensi negatif akibat kemiskinan daripada anak yang lahir dari keluarga sejahtera. Studi ini bertujuan menganalisis kemiskinan anak secara moneter.
Bagaimana tren kemiskinan anak sejak sebelum pandemi di Indonesia?
Sebelum pandemi COVID-19, berbagai program pembangunan dan penanggulangan kemiskinan telah menunjukkan hasil yang signifikan. Meskipun demikian, ketimpangan antarwilayah masih menjadi tantangan berat bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang baik dan berkualitas bagi daerah yang tertinggal dan/atau terletak di perdesaan.
Bagaimana anak-anak melihat kemiskinan?
Pada survei sosial-ekonomi putaran kedua ini, kami kembali mengumpulkan informasi dari 12.216 rumah tangga yang telah kami wawancarai pada putaran pertama untuk memperkaya data dari waktu ke waktu.
Studi lanjutan yang dilakukan The SMERU Research Institute, UNICEF, dan Kementerian PPN/Bappenas pada 2022 berupaya memperkenalkan Survei Kebahagiaan Anak (SKA) sebagai pijakan dan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan kesejahteraaan anak secara holistik.

