Mendokumentasikan Pelajaran dari Tanggap Kesehatan Masyarakat di Indonesia terhadap COVID-19

Latar Belakang 

Pandemi COVID-19 menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lebih dari 149 miliar dolar AS untuk tanggap kesehatan COVID-19 sejak awal pandemi hingga Agustus 2022. Berkat dana tersebut, pemerintah dapat memperluas jaringan rumah sakit dan laboratorium rujukan COVID-19, serta komunikasi risiko publik. Dana tersebut juga digunakan untuk memberikan insentif bagi tenaga kesehatan serta vaksin gratis untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas dan seluruh penduduk usia dewasa. Pertimbangan utama dalam upaya global menahan penyebaran COVID-19 melalui vaksinasi berkaitan dengan pemerataan dalam penjangkauan vaksin dan memprioritaskan kelompok berisiko tinggi.

Dalam rangka mendukung aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap situasi pandemi, World Bank dengan cepat menyetujui pinjaman darurat sebesar 250 juta dolar AS pada Mei 2020, diikuti dengan pinjaman tambahan sebesar 500 juta dolar AS pada Juni 2021, serta pembiayaan bersama oleh AIIB, KfW, dan DFAT yang semuanya berjumlah 1 miliar dolar AS. Selain meningkatkan kesiapan rumah sakit dan sistem kesehatan untuk tanggap COVID-19 dan memperkuat laboratorium kesehatan masyarakat, pengawasan, dan rantai pasokan, dukungan tersebut juga bertujuan memfasilitasi komunikasi risiko publik yang efektif, permintaan dan pengiriman vaksin, dan mempertahankan penyediaan pelayanan kesehatan esensial yang tidak berhubungan dengan COVID-19.

Tujuan 

Mendokumentasikan pelajaran yang dapat dipetik dari intervensi komunikasi risiko publik Indonesia dengan cara menilai keefektifan peningkatan pengetahuan dan tindakan pencegahan infeksi, permintaan vaksinasi yang merata, dan pengurangan keragu-raguan terhadap vaksin.  Temuan penelitian ini akan menjadi masukan bagi dukungan World Bank kepada Kementerian Kesehatan dalam memahami tantangan dan praktik baik tanggap darurat Indonesia terhadap pandemic COVID-19. Temuan ini sangat penting bagi peningkatan keefektifan komunikasi risiko kesehatan masyarakat dan tanggap darurat di tingkat nasional maupun daerah.

Metodologi 

Penelitian ini menggunakan kerangka konsep berikut:

  1. Pendekatan komunikasi risiko kesehatan masyarakat dalam hal tantangan, variasi, dan praktik baik yang berkaitan dengan
    • pengetahuan dan praktik pencegahan COVID-19,
    • meningkatnya permintaan akan vaksinasi dan berkurangnya keragu-raguan akan vaksin,
    • wilayah geografis yang berbeda, dan
    • banyak kelompok (berdasarkan gender, disabilitas, tinggal di daerah terpencil, dan lain sebagainya).
  2. Strategi penyebaran vaksin bagi kelompok yang diprioritaskan dan yang berada di wilayah geografis berbeda, serta pelajaran yang dapat dipetik untuk masa depan
  3. Tantangan utama dan inovasi dalam menyediakan akses yang merata ke pengujian COVID-19
  4. Peta pemangku kepentingan dalam Satgas nasional yang mencakup peran, tanggung jawab, dan tantangan mereka dan faktor-faktor pendorong, serta pelajaran yang dapat dipetik untuk kesehatan di masa depan.

Pendekatan kuantitatif menggunakan data dari sumber sekunder untuk memahami perilaku pencegahan COVID-19 dan keragu-raguan akan vaksin. Sumber-sumber tersebut meliputi survei Pemantauan Frekuensi Tinggi Dampak COVID-19 (2020–2022), Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan Tingkat Nasional dari Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, survei Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19 dari BPS, Satgas COVID-19 daerah, dinas-dinas kesehatan, dan big data media sosial. Sementara, pendekatan kualitatif menggunakan data kualitatif primer dari sepuluh kabupaten yang dikumpulkan melalui kajian literatur, diskusi kelompok terfokus, dan wawancara mendalam menggunakan panduan semi terstruktur.

Bagikan laman ini

Penasihat 
Status 
Sedang berjalan
Tahun Penyelesaian 
2023
Jenis Jasa
Topik