Our Expertise
Untuk mengurangi dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terhadap masyarakat miskin dan rentan, melalui Inpres No. 12 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai kepada Rumah Tangga Miskin, pemerintah meluncurkan Program Subsidi Langsung Tunai (SLT). Sebagaimana juga program-program bantuan sebelumnya, pelaksanaan SLT di lapangan pun tidak luput dari berbagai kendala.
Kebutuhan mendesak terhadap keberadaan data mikro untuk mengidentifikasi kondisi kemiskinan bermula dari rendahnya tingkat ketercakupan program (undercoverage) dan tingginya kebocoran dalam beberapa program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Selain itu, era desentralisasi mensyaratkan pemerintah daerah memiliki data yang lebih terperinci agar dapat melakukan intervensi kebijakan.
Newsletter SMERU kali ini menyajikan rangkuman, analisis, dan pendapat seputar pelaksanaan Program BOS yang bersumber dari hasil kajian cepat Lembaga Penelitian SMERU terhadap pelaksanaan Program BOS pada Semester I Tahun Ajaran 2005/2006 dan diperkaya oleh kontribusi penulis tamu.
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Tingkat kemiskinan di propinsi ini lebih tinggi dari rata-rata tingkat kemiskinan nasional. Data BPS 2004 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 17%, sementara jumlah penduduk miskin di NTT adalah 28%.

