Jumlah kasus positif penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) di Indonesia yang terus meningkat menunjukkan bahwa pandemi masih jauh dari berakhir. Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi sebagian upaya tersebut belum berhasil dalam mengendalikan pandemi ini. Beredarnya berita palsu (hoax) dan takselarasnya kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 menimbulkan kebingungan masyarakat dalam menyikapi situasi pandemi. Sebagai akibatnya, persepsi masyarakat terhadap risiko penularan COVID-19 berubah-ubah sehingga memicu munculnya rasa aman semu.
Munculnya rasa aman semu yang berujung pada meningkatnya perilaku berisiko dan takkonsistennya adaptasi masyarakat dengan protokol kesehatan menunjukkan adanya permasalahan pada strategi komunikasi risiko selama pandemi COVID-19. Untuk memperkecil risiko penularan COVID-19 dan mengurangi rasa aman semu, serta membangun perilaku adaptif masyarakat yang berkelanjutan dan konsisten, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah berikut.
- Pertama, memperbaiki dan menguatkan strategi komunikasi risiko penularan COVID-19 dengan mengedepankan prinsip keterbukaan informasi
- Kedua, mendukung perubahan perilaku adaptif masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan
- Ketiga, memperkuat partisipasi masyarakat dalam mengomunikasikan risiko penularan COVID-19 dan memastikan perilaku adaptif masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan
- Keempat, membangun sistem pemantauan dan evaluasi berkala terhadap strategi komunikasi penanganan pandemi COVID-19 dan efektivitasnya