Studi ini adalah bagian dari Program RISE di Indonesia, sebuah program penelitian multinegara berskala besar yang bertujuan mempelajari bagaimana sistem pendidikan di negara berkembang mengatasi krisis pembelajaran dan memastikan proses belajar-mengajar yang lebih baik bagi semua pihak. Studi ini adalah salah satu komponen dalam Reform Area B dengan tujuan memahami dampak kebijakan pendidikan di tingkat kabupaten/kota.
Setelah studi diagnostik yang kami lakukan, kami, bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, mendesain program intervensi bernama Program Peningkatan Peran Aktif Orang Tua dalam Pendidikan Anak yang berlangsung dari Februari 2020 hingga April 2021. Program ini bermaksud memberikan sarana yang diperlukan kepada orang tua untuk membantu pendidikan anak mereka dan menginformasikan tingkat pembelajaran anak mereka dengan memberikan dua jenis informasi: cara bagaimana orang tua dapat lebih terlibat dalam pendidikan anak mereka dan proses belajar anak.
Menelaah apakah memberikan informasi kepada orang tua dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kami menggunakan kombinasi data kuantitatif (uji coba terkontrol secara acak atau randomized control trial/RCT) dan data kualitatif.
Memberikan Sekolah dan Guru Kewenangan dalam Pengembangan Profesionalisme Guru di Bawah Sistem Pendidikan Berkapabilitas Menengah
Menumbuhkan Budaya Belajar di Kalangan Guru: Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis Permintaan dan Pengembangan Budaya Belajar Guru di Jakarta, Indonesia
Peningkatan Peran Aktif Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Kebumen
Apakah Keterlibatan Orang Tua yang Lebih Besar Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa? Bukti Eksperimental dari Indonesia
Siapa yang Diuntungkan dan Dirugikan oleh Besarnya Perubahan Komposisi Siswa? Menilai Dampak Penurunan Standar Penerimaan Peserta Didik Baru di Indonesia
Dampak Kebijakan PPDB Zonasi terhadap Hasil Pembelajaran Siswa di Yogyakarta
Faktor Sosial-Budaya yang Mendorong Inovasi Pendidikan di Daerah: Temuan dari Indonesia
Temuan Awal Dampak Kebijakan PPDB Zonasi terhadap Segregasi Siswa SMP di Kota Yogyakarta
Why Low-Performing and Poor Students in Yogyakarta Do Not Go to High-Quality Junior Secondary Schools, Even if They Could
In our previous blog, we discussed recent policy changes to shift junior secondary school admissions to those based on house-to-sc
Upaya Indonesia Mengatasi Ketimpangan Akses terhadap Pendidikan Berkualitas: Studi Kasus SMP di Yogyakarta
Setiap anak di Indonesia wajib memperoleh pendidikan dasar kelas 1–6 sekolah dasar (SD) dan kelas 7–9 sekolah menengah pertama (SMP). Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia berhasil mencapai kemajuan besar dalam meningkatkan akses pendidikan dasar.
